10 Penyebab Seorang Pimpinan Kurang Berpengaruh

SHARE

 

Artikel ini diambil dari informasi  buku High Impact Leadership karangan Slamet Ardyanto.

Buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh setiap pimpinan di organisasi perusahaan, baik supervisor, manager, kepala divisi sampai direktur. Ditulis oleh Pak Slamet Ardyanto yang sudah 20 tahun menjadi praktisi HR dan menjadi partner ratusan perusahaan di Indonesia untuk menyelesaikan masalah-masalah HR.  Buku ini merupakan rangkuman dari sebagian masalah yang dialami oleh perusahaan yang ditangani oleh Pak Slamet. Isinya dengan gamblang menjelaskan mengenai penyebab utama kenapa seorang pimpinan tidak memiliki pengaruh di dalam timnya.

10 Penyebab Seorang Pimpinan Kurang Berpengaruh

  1. Lemahnya Pemahaman Visi Misi Perusahaan atau Pimpinan Tidak Punya Visi-Misi Pribadi

Jika seorang pimpinan tidak memahami apa Visi-Misi perusahaan, bagaimana dengan timnya  ( staf, operator ) ? Lalu bagaimana cara membuat strategi guna mencapai target perusahaan , khususnya pada Departemen atau Unit Kerjanya ?

Ketika sudah memahami VIsi-Misi Perusahaan, seorang pemimpin harus mampu menyelaraskan dengan VIsi-Misi Pribadinya ( sebagai karyawan ). Jika seseorang tidak memiliki Visi-Misi pribadi, hidupnya akan hambar dan motivasi berhasilnya rendah, terkadang cenderung membicarakan hal-hal kecil, karena tidak mempunyai goal besar dalam hidupnya.

  1. Kurang Mampu Mengkomunikasikan Hasil Kerja dan Membuat Personal Branding

Pimpinan ini “ kurang mampu “ berjualan ide dan gagasan kepada manajemen sehingga yang terjadi adalah, merasa telah bekerja semaksimal mungkin, namun terasa kurang diperhatikan oleh perusahaan. Pimpinan ini juga kurang menunjukkan siapa dirinya. Padahal sering ditemukan kelebihan skill yang dimiliki oleh pimpinan tersebut.

Dampak yang lebih dikhawatirkan adalah perusahaan merasakan hal sebaliknya; “ Bahwa perusahaan merasa telah memberikan amanah jabatan structural, namun cara kerja pemimpin yang ditunjuk belum sesuai kapasitasnya” Jika hal ini dibiarkan maka akan menimbulkan demotivasi pimpinan.

  1. Lemahnya Kemampuan Berkomunikasi

Fakta menunjukkan 70% kesalahan kerja seorang pemimpin di sebabkan oleh komunikasi yang buruk . Pimpinan harus selalu tampil sebagai seorang motivator untuk timnya dan juga inspirator untuk orang yang mengenalnya. Jika seorang pimpinan tidak mempunyai kemampuan komunikasi maka wajar bila pemimpin tersebut tidak memiliki pengaruh di dalam timnya.

  1. Tidak Bersikap, Berperilaku dan Mengambil Keputusan Sesuai Kapasitasnya

Contohnya seorang Supervisor, yang masih memiliki sikap layaknya seperti staff. Sudah pasti sikap tersebut kurang dihargai oleh tim kerjanya. Apalagi jika salah satu anggota tim pernah satu posisi atau usianya lebih tua dari usia yang memimpin, tentunya hal ini akan menjadi masalah.

  1. Lemahnya Membuat Perencanaan dan Mengontrol Kegiatan

Apapun target yang ingin dicapai, direncanakan dengan baik saja belum tentu berhasil, apalagi tidak direncanakan. Jika berhasil berarti hanya kebetulan, dan tentunya kita tidak ingin menjadi pribadi atau pimpinan yang kebetulan. Kenapa perencanaan itu penting ? Konsep dasar managemen adalah PDCA ( Plan Do Check Action ), maka apa yang akan terjadi jika kepemimpinan kita tanpa perencanaan ?

  1. Kurang Mampu Mengelola Waktu Kerja

Ketika kita berpikiran bahwa semua pekerjaan itu penting dan mendesak sehingga semua ingin segera diselesaikan maka membuat pekerjaan tidak mempunyai urutan prioritas. Hal ini menyebabkan ketika diminta menjelaskan hasil kerja oleh Manajemen, maka kurang mampu menjelaskan / mengalami kesulitan. Jika ini terus dibiarkan maka akan mengurangi performance pimpinan itu sendiri dan tentunya menurunkan pengaruh di hadapan tim atau anak buah.

  1. Lemahnya Pemahaman tentang Situasional Leadership

Artinya pemimpin ini lemah melakukan pemetaan. Bila terjadi permasalahan pada timnya, maka sering diperlakukan sama. Terdapat 4 kuadran kondisi karyawan dipandang dari sudut kompetensi dan komitmen. Cara penyelesaian ketika terdapat permasalahan terhadap kuadran yang berbeda maka harus diselesaikan dengan cara yang berbeda pula.  

  1. Merasa Posisinya Rendah

Sering terjadi pimpinan merasa posisinya rendah. Contoh : Seorang Supervisor yang merasa dirinya rendah, maka setiap ada permasalahan dengan timnya selalu diserahkan kepada atasannya atau  ( Assistant Manager atau Manager ). Sesekali permasalahan tersebut diserahkan ke Divisi HRD, karena dianggap berhubungan dengan permasalahan personal. Jika ini dibiarkan berlarut-larut maka akan menciptakan seorang Leader yang tidak memiliki power ( kuasa )

  1. Lebih Banyak Bicara Daripada Mendengarkan Ketika Jam Kerja

Idealnya 70% sikap seorang pemimpin adalah mendengar kemudian menganalisa dan 30% sikap berikutnya adalah menyampaikan kepada tim. Contoh : seorang pimpinan yang saat meeting pagi selalu banyak bicara, maka lama kelamaan materi pembicaraan akan mirip-mirip bahkan suatu ketika anak buahnya akan hafal materi pembicaraan pimpinannya. Kondisi ini akan membosankan dan jika dibiarkan terus menerus akan mengurangi wibawa sang pimpinan.

  1. Pelaksanaan Konseling ( Counseling ) yang Kurang Efektif

Konseling yang kurang efektif disebabkan karena kurangnya kompetensi pimpinan. Hal ini membuat anakbuah menjadi kurang bersemangat dan menjadi demotivasi. Konseling yang kurang efektif menyebabkan turunnya wibawa pimpinan dimata anakbuahnya.

Untuk lebih detail dan jelas mengenai penyebabnya silahkan teman-teman baca buku High Impact Leadership karangan Slamet Ardyanto .

Diketik ulang oleh  : Flo