Jangan Remehkan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Pada Anak!

SHARE

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan psikologis dan perilaku pada seorang anak yang menyebabkan mereka menjadi lebih hiperaktif dan impulsif dibandingkan anak normal lainnya, diketahui bahwa 4% dari 12% anak mengalami ADHD. Anak yang mempunyai ADHD cenderung sulit memusatkan perhatian, sulit mengendalikan emosi dan sering melamun. Tidak mudah untuk mengetahui apakah sang anak memiliki ADHD sebab gejala ADHD sangatlah bervariasi dan sulit dikenali di tiap anak-anak, diperlukan bimbingan orang tua maupun guru untuk dapat mendiskusikan perilaku sang anak kepada dokter agar dapat di diagnosa.

 

Terdapat tiga tipe ADHD menurut American Psychiatric Association's Diagnostic,

  1. Tipe kombinasi

Gejala yang paling sering ditemukan pada anak-anak, pada tipe ini anak cenderung impulsif-hiperaktif dan juga sulit untuk memusatkan pikiran pada suatu hal sehingga sang anak mudah terdistraksi.

  1. Tipe impulsif dan hiperaktif

Gejala paling jarang ditemukan pada anak-anak, pada tipe ini anak-anak cenderung hanya impulsif-hiperaktif namun sang anak mempunyai kemampuan untuk tetap fokus dan tidak terdistraksi.

  1. Tipe ketidakmampuan memberikan perhatian

Pada gejala ini, anak-anak sulit untuk memusatkan pikiran namun anak cenderung tidak hiperaktif dan impulsif.

 

Meskipun tidak ada pengobatan yang mampu menyembuhkan ADHD namun pengobatan dini mampu membantu mengelola gejala ADHD. Umumnya ADHD terdiagnosis pada anak-anak usia 7 tahun atau remaja. Pengobatan ADHD tentunya tidaklah mudah sebab diperlukan kerjasama antara dokter, terapis, orang tua, guru dan anak. Untuk mengobati ADHD diperlukan terapi dan obat-obatan yang memadai, salah satunya Neurofeedback Therapy dan mengkonsumsi suplemen kaya dengan phosphatidylserine.

 

Neurofeedback Therapy bekerja untuk melatih fungsi otak anak sedangkan Phosphatidylserine merupakan obat alami untuk mengobati dan mengelola ADHD sebab Phosphatidylserine dapat mengatasi ketidakmampuan memusatkan pikiran sang anak dan kekuatan otak anak, seperti mengatasi memori jangka pendek, suasana hati dan konsentrasi.